Sunday 28 July 2019

Doa Memulai Pembelajaran Tahfizh dan Dimudahkan Hafalan



Doa adalah bentuk permohonan dan permintaan kepada Allah SWT. Tanpa izin-Nya tentu takkan berarti apa-apa segala aktivitas, terutama menghafal firman-Nya. Bukankah kesempatan kita bisa menghafal adalah nikmat yang telah diturunkan oleh sang Khaliq? Begitupun dimudahkannya dan selalu istiqomah adalah anugerah yang harus kita bayar dengan syukur dan mohon pertolongan-Nya. Jangan sampai usaha kita menghafal Al Qur’an malah menunjukkan kita kepada jalan lain yang tidak kita harapkan.

Adapun tentang doa agar dimudahkannya menghafal Al Qur’an, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda kepada Amirul Mu’minin, Ali r.a sebagaimana berikut: 

“Aku akan mengajarkanmu sebuah doa yang membuatmu tidak akan melupakan ayat-ayat Al Qur’an.” 

Adapun doanya adalah sebagi berikut:

اَللّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِيْ أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِيْ. وَارْحَمْنِيْ أَنْ تَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِيْنِيْ. وَارْزُقْنِيْ حُسْنَ النَّظَرِ فِيْمَا يُرْضِيْكَ عَنِّيْ. اَللّهُمَّ بَدِيْعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ. ذَالْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِيْ لَا تُرَامُ, أَسْأَلُكَ يَا أَللّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُوْرِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِيْ. وأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِيْ. وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِيْ. وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِيْ, وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِيْ, فَإِنَّهُ لَا يُعِيْنُنِيْ عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ. وَلَا يُؤْتِيْهِ إِلَّا أَنْتَ, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ


Allohummar hamni bitarkil ma’aashii abadan maa abqoitanii, warhamnii an takallafa maa laa ya’niinii, warzuqnii husnan nadhori fiimaa yurdhiika ‘annii, allohumma badii’as samawaati wal ardh, dzaljalaali wal ikroomi wal ‘izzati allatii laa turoomu, asAluka yaa alloohu yaa rohmanu bijalaalika wa nuuri wajhika an tunawwiro bikitaabika bashorii, wa antuthliqo bihi lisaanii, wa antufarrija bihi ‘ang qolbii, wa antasyroha bihi shodrii, wa antagsila bihi badanii, fa innahu laa yu’iinunii ‘alal haqqi ghoiruka, wa laa yuktiihi illa anta, wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim. 

Artinya: 

“Ya Allah, rahmatilah aku agar dapat meninggalkan maksiat kepada-Mu selamanya, selagi Engkau masih memberi kesempatan kepadaku. Kasihanilah diriku dari hal yang tak sanggup aku pikul. Karuniailah aku iktikad baik dan ketertarikan kepada hal yang engkau sukai. Teguhkan hatiku untuk menghafal kitab-Mu, sebagaimana engkau ajarkan kepadaku. Karuniailah aku supaya bisa membacanya sesuai dengan yang Engkau sukai. Ya Allah, dengan kitab-Mu terangilah penglihatanku, lapangkanlah dadaku, bahagiakanlah diriku, bebaskan (belenggu) lidahku, terapkanlah kepada badanku, kokohkanlah diriku atasnya, dan bantulah diriku untuk hal tersebut. Sesungguhnya, tiada penolong untuk hal itu, kecuali Engkau; tiada Tuhan selain Engkau.”[1]

Ketika anda sedang mendidik anak atau membina murid tahfizh qur’an, maka anda bisa membiasakan anak-anak membaca doa sebelum masuk pembelajaran tahfizh. Hal ini diupayakan agar setiap anak mampu memunculkan penghormatan terhadap Al Qur’an dan pengistimewaan proses pembelajaran. Dengan berdoa akan mengawali keseriusan belajar, suasana menjadi lebih syahdu, dan konsentrasi menghafal akan lebih fokus. Dengan doa pun akan memperkuat niat terhadap motivasi menghafal, serius dalam setoran dan tidak mudah malas ketika muroja’ah. 

Lalu bagaimana menyusun doa sebelum belajar tahfizh? Ada berbagai macam bentuk doa, tidak harus baku atau menyesuaikan yang ada, bahkan untuk doa pun boleh menggunakan bahasa kita. Hanya saja, ke-khusuk-an akan terasa jika kita membaca doa dengan mengawali surat dan doa-doa istimewa. Semisal doa sebelum belajar. Karena kita sejak kecil dibiasakan berdoa menggunakan bahasa arab, maka boleh untuk mengikuti doa yang ada di bawah ini. 

Baca Surat Al Fatihah 1x

رَبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا وَرْزُقْنِيْ فَهْمًا

Robbi zidnii ‘ilman warzuqnii fahman

Ya Rabb, tambahkanlah aku ilmu, dan karuniakanlah aku pemahaman.

رَبِّاشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْلِيْ أَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِسَانِ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ


Robbisyrohlii shodrii wa yassirlii amrii wahlul ‘uqdatam millisaani yafqohuu qoulii 

Ya Rabb, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, lepaskanlah ikatan pada lidahku agar mereka memahami perkataanku.

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فَهْمَ النَّبِيِّيْنَ وَحِفْظَ الْمُرْسَلِيْنَ وَاِلْهَامَ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ


Allohummar zuqnaa fahman nabiyyiin, wa hifzol mursaliin, wailhaamal malaaikatil muqorrobiin 

Ya Allah, karuniakan kepadaku kefahaman para Nabi, hafalan para Rasul, dan ilham malaikat yang dekat (dengan-Mu).

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا حِكْمَتَكَ وَانْشُرْعَلَيْنَا رَحْمَتَكَ مِنْ خَزَائِنِ رَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


Allohummaftahlanaa hikmataka, wangsyur’alaiknaa rohmataka, minkhozaaini rohmatika, yaa arhamar roohimin 

Ya Allah, bukakanlah kepada kami hikmah-Mu, limpahkanlah kepada kami rahmat-Mu, dari khazanah rahmat-Mu, wahai Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

اللَّهُمَّ جْعَلْنَا الْقُرْءَآنَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا وَنُوْرَ صُدُوْرِنَا وَجَلَآءَ غُمُوْمِنَا وَذَهَابَ أَحْزَانِنَا وَهُمُوْمِنَا وَسَابِقَنَا إِلَى جَنَّاتِكَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


Allohummaj’alnal qurAana robii’a quluubinaa, wa nuuro shuduurinaa, wa jalaaA ghumuuminaa, wa dzahaaba ahzaaninaa wahumuuminaa, wasaabiqonaa ila jannatika jannaatin na’iim, birohmatika yaa arhamar roohimin 

Ya Allah, jadikanlah kami Al Qur’an sebagai penyejuk hati kami, dan cahaya bagi dada kami, penglipur kesedihan kami, pelenyap kesusahan dan kegundahan kami, serta penuntun kami menuju surga-Mu, surga yang penuh kenikmatan, dengan rahmat-Mu Dzat yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 

Kelas tahfizh pun seharusnya dibuat lebih khusu’. Ini semua tentang apa yang dibaca dan dihafal, yakni Al Qur’an. Maka berikan waktu terbaik, semisal pagi di sekolah, sebab kalau sore akan membuat anak lebih sulit menghafal karena beban fikiran yang sudah diterima sejak pagi. Lalu berpakaian dan bersikap yang sopan, seperti bagi anak perempuan menggunakan pakaian muslimah yang sopan atau laki-laki berpakaian suci. Akan terlihat aneh ketika menghafal Al Qur’an menggunakan celana ketat bagi muslimah. Lalu bersikap seperti menaruh Al Qur’an dengan aman tidak sembarangan. 

Ada beberapa adab lain yang harus diamalkan dalam menjaga kesucian Al Qur’an. Minimal menghargai adab terhadap Al Qur’an mampu membuat kita serius menghafalkannya, bukan karena tuntutan lain sehingga merasa dipaksa. Hasilnya pun akan dirasakan nikmat dan membuat bangga setiap orang, khususnya bagi keluarga. Siapapun pasti mau menghidupkan keluarga dengan Al Qur’an, maka hadirkan walau hanya satu orang yang terus mengingatkan kita dengan ayat-ayat paling sempurna ini. 

Wallahu a’lam bisshowab. 

Bandung, 28 Juli 2019
Muhamad Afif Sholahudin, S.H

____________________
[1] quran.al-shia.org 

0 comments:

Post a Comment