Friday 14 April 2023

Untuk Para Pengemban Dakwah


Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ، لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ

“Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tidak akan membahayakan mereka orang yang memusuhinya hingga hari Kiamat, sedangkan mereka tetap seperti itu.” (HR. Muslim).

Hadits ini memberi keyakinan kepada orang Islam bahwa sepanjang zaman akan selalu ada kelompok yang menegakkan kebenaran dan bersabar dengannya, serta melawan orangorang yang berbuat batil dan dimenangkan atasnya … Hadits ini mendorong orang Islam untuk bersamanya. Dalam hadits ini, seakan-akan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang hidup bersama kaum Muslim di periode ini dan mendorong kaum Muslim untuk mendukung kelompok tersebut.

Dari Tamin ad-Dari radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَلَا يَتْرُكُ اللَّهُ بَيْتَ مدر ولَا وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ هَذَا الدِّينَ بِعِزِّ عَزِيزٍ، أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ، عِزًّا يُعِزُّ اللَّهُ بِهِ الْإِسْلَامَ، وَذُلًّا يُذِلُّ اللَّهُ بِهِ الْكُفْرَ

“Perkara (Islam) ini akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus oleh siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan ada satu rumah pun, baik di kota maupun di pelosok desa, melainkan akan dimasuki oleh Islam, sehingga yang mulia jadi mulia dan yang hina jadi terhina, di mana Allah akan memuliakannya dengan Islam dan menghinakannya dengan kekufuran.” (HR. Ahmad).

Hadits ini menjelaskan bahwa Islam tersebar luar hingga mencapai negeri-negeri yang ditembus oleh siang dan malam, artinya bahwa kekuasaan Islam akan meliputi seluruh dunia. Hadits ini merupakan kabar gembira bagi sahabat Tamim ad-Dari, juga merupakan kabar gembira bagi setiap Muslim yang beriman kepada perkara ghaib setelahnya.

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«بَشِّرْ هَذِهِ الْأُمَّةَ بالسَّناء، والرِّفْعَةِ، وَالدِّينِ، وَالنَّصْرِ، وَالتَّمْكِينِ فِي الْأَرْضِ»

“Sampaikan kabar gembira kepada umat ini dengan kemuliaan, kedudukan, agama, kemenangan dan kekuatan di muka bumi.” (HR. Ahmad).

Hadits ini menjelaskan kabar gembira tentang pertolongan dan kekuatan yang akan diberikan oleh Allah kepada umat ini, serta kemenangannya atas musuh-musuhnya dari berbagai bentuknya, bahwa umat ini berada dalam kemuliaan, posisi dan kedudukan yang tinggi, serta kesudahan yang baik, di mana semua ini menunjukkan bahwa posisi umat secara internasional adalah yang tertinggi di antara negara-negara.

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا، فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ نُبُوَّةٍ»

“Ada di tengah kalian masa kenabian dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada Khilafah ‘ala minhājin nubuwah, dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Allah berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan yang menggigit (mulkan ‘ādhdhan) dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan diktator (mulkan jabriyyatan) dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada khilafah ‘ala minhājin nubuwah.” (HR. Ahmad).

Hadits ini berisi keyakinan apa yang akan datang setelahnya, bahwa agama ini akan memiliki kekuatan di akhir zaman yang akan menghilangkan kesedihan, mimpi buruk dan jauhnya dari agama. Hadits ini juga menjelaskan keistikamahan umat ini secara utuh atas perkara yang ditinggalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam menjalankan perintah Allah: penerapan, dakwah, jihad dan penyebaran … serta menjalaskan kehancuran, kekalahan dan kerugian yang akan dialami oleh musuh-musuhnya. Hadits ini adalah salah satu di antara hadits-hadits yang paling jelas dalam memberikan kabar gembira kepada kaum Muslim saat ini, di mana mereka telah melihat tanda-tanda kembalinya Khilafah Rasyidah. Apa yang dilihat oleh kaum Muslim ini juga dilihat oleh musuh-musuh agama. Oleh karena itu, mereka begitu takut hingga berkomplot melawannya, sementara kaum Muslimin sangat bergembira karenanya.

Wahai Para pengemban Dakwah, Sambutlah Allah ketika Dia memanggilmu, sebagaimana Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu! Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”(TQS Al Anfal : 24)

Wallahu a'lam bishawab


Thursday 13 April 2023

Istiqomah Menjadi Pengemban Dakwah Masa Kini


Menjadi pengemban dakwah pasti penuh dengan tantangan dan ritangan. Banyak upaya jahat dalam menghadang dakwah Islam seperti upaya musuh – musuh Islam menyebarkan opini buruk kepada dakwah Islam dan para pengembannya. Sesungguhnya setiap Muslim secara tegas diperintahkan untuk menunaikan sekaligus menegakkan setiap kewajiban syariat yang dibebankan atas dirinya. Ia haram meninggalkan ataupun melalaikannya. Dengan kata lain, setiap Muslim secara tegas diperintahkan untuk senantiasa bersikap teguh dan konsisten dalam menjalankan setiap kewajibannya. Jika tidak, ia berdosa di hadapan Allah. Sebab, tidak diragukan lagi, bahwa bersikap teguh dan konsisten di dalam menunaikan kewajiban syariat apa pun hukumnya adalah wajib. Di antara banyak kewajiban syariat bagi seorang Muslim adalah mengemban dakwah.

Kita dapat melihat bagaimana keteguhan Nabi saw. dan para Sahabat dalam berdakwah serta kesabaran mereka dalam menanggung semua cobaan berakhir dengan kemenangan.

Semakin kuat penentangan orang kafir, semakin bertambah pula kekuatan Nabi saw. dan para Sahabat. Semakin kuat penghadangan orang kafir terhadap dakwah Nabi saw., semakin dekat pula pertolongan Allah SWT. Semakin orang-orang kafir mempersulit dakwah, semakin mudah bagi Nabi saw. dan para Sahabat meraih kemenangan.

Atas dasar itu, para pejuang syariah dan Khilafah harus selalu meneladani Rasulullah saw. dan para Sahabat dalam mengemban dakwah Islam. Di antara perkara-perkara yang harus diperhatikan oleh para pengemban dakwah agar senantiasa menjadi pengemban dakwah yang istiqomah adalah:

1. Memurnikan niat. Ketulusan ini erat kaitannya dengan niatan. Apabila niatan benar karena Allah SWT, tentunya amal perbuatan juga sampai kepada Allahu Rabbi. Tetapi jika niatnya keliru, mungkinkah amal ibadah tersebut diterima Allah? Mungkinkah dakwah akan berhasil jika niatnya tidak tulus dan lurus? Mungkinkah dakwah mampu istiqamah jika niatnya tidak lillah?” Maka jika niatnya lurus, kegagalan dakwah tidak akan pernah bisa menyurutkan langkahnya dalam berdakwah. Begitu juga, ketika dia memenangkan medan dakwah, tidak akan membuatnya sombong dan jemewa/angkuh. Inilah jika dakwah murni dan lurus karena Allah SWT. Ketulusan dalam dakwah tidak akan pernah mengkhianati hasil di hadapan Allah SWT. Ketulusan dakwah yang akan membuat menang di hadapan Allah SWT.

2. Berdoa minta pertolongan Allah SWT, agar diistiqamahkan dalam dakwah dan tidak gampang futur. Sebagaimana doa yang ada dalam surah Ali Imran ayat 8.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚاِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi”

Sebagai manusia yang lemah dan terbatas, seharusnya hal itu disadari, sehingga untuk mampu istiqamah dan mengolah hati agar senantiasa lurus di jalan Islam, mohon kepada Allah SWT. Doa adalah otaknya ibadah, alangkah lancar dan mudahnya hidup jika senantiasa mengawali apa pun dengan berdoa kepada Allah SWT. Dengan berdoa, hati juga menjadi ringan ketika menghadapi hasil yang tidak sesuai harapan.

3. Memelihara keikhlasan, konsistensi, keteguhan dan kesabaran. Dalam keadaan sesulit apapun, juga sekeras apapun orang-orang kafir dan antek-anteknya memusuhi dakwah dan pengembannya, pejuang sejati tidak akan pernah surut ke belakang. Sekuat apapun penentangan masyarakat terhadap dirinya tidak pernah sanggup menghentikan perjuangan mereka menegakkan syariah dan Khilafah.

4. Percaya kepada janji Allah SWT. Sungguh tegaknya Khilafah Islamiyyah merupakan salah satu janji Allah SWT kepada kaum Mukmin. Iman terhadap janji Allah, tanpa disusupi keraguan sedikit pun akan membajakan tekad, menguatkan visi dan mengokohkan hati. Percaya pada janji Allah bagaikan bahan bakar yang mampu menyalakan api tanpa henti.

5. Membina kesabaran, istiqomah dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan kewajiban yang telah dibebankan Allah SWT kepada dirinya. Pasalnya, perjuangan menegakkan Khilafah Islamiyah hanya akan tetap berlangsung tatkala di dalam diri pengemban dakwah telah terpatri sifat sabar, istiqomah dan jaddiyah fi al- ‘amal.

6. Meyakini sepenuhnya bahwa tatkala ia menolong agama Allah SWT dengan tulus ikhlas, niscaya Allah SWT akan menolong mereka dan memantapkan kedudukan mereka.

7. Memiliki Amanah dalam dakwah. Sesungguhnya ketika seseorang memiliki amanah dalam dakwah, akan menjaga dirinya tetap istiqomah dalam barisan perjuangan islam.

8. Selalu dalam jamaah (komunitas/kelompok) dakwah. “Agar senantiasa istiqamah, berkumpulah dan berdakwahlah secara berkelompok. Agar senantiasa bisa saling menguatkan. Nah, ketika dalam satu jamaah ada berbagai karakter, harus mampu bersabar dengan teman-teman satu tim. Karena namanya manusia tak luput dari kesalahan. Jika keliru diingatkan, jika benar didukung. Jika berbeda pendapat dan samasama benarnya ya saling menghargai dan menempatkan diri,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Pengemban dakwah harus mengerahkan segala upaya dan berjuang untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan mendirikan Negara Khilafah Rashidah yang berjalan di atas metode kenabian.


Urgensitas Dakwah


Di antara keistimewaan Islam dibandingkan dengan agama dan ideologi lain adalah Islam mewajibkan setiap Muslim untuk bertanggung jawab kepada saudaranya dan segenap umat manusia. Salah satu wujud tanggung jawab yang dimaksud adalah dakwah.

Dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah SWT. Di dalamnya termasuk seruan amar makruf nahi mungkar. Dengan dakwah manusia bisa keluar dari kegelapan jahiliah menuju cahaya terang Islam. Dakwah hukumnya wajib. Setiap pribadi Muslim yang telah balig dan berakal, baik laki-laki maupun wanita, diperintahkan untuk berdakwah.

Allah SWT berfirman:
فَلِذٰلِكَ فَادْعُ ۚوَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَۚ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْۚ

“Karena itu berdakwahlah dan beristiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepada kamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka” (TQS asy-Syura [42]: 15).

Allah SWT pun berfirman:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik” (TQS an-Nahl [16]: 125).

Rasulullah saw. pun bersabda:
بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً

“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR al-Bukhari)

Lebih dari itu, Rasulullah saw. menyebut ‘inti’ dari agama ini (Islam) adalah nasihat. Beliau bersabda:
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

“(Inti) agama (Islam) ini adalah nasihat” (HR at-Tirmidzi).

Oleh karena itu tugas dan kewajiban dakwah berlaku umum atas setiap Muslim tanpa memandang profesi, status sosial maupun tingkat ilmunya. Dakwah bukan sekadar tugas dan kewajiban pihak-pihak yang mendapatkan label “ulama”, “ustadz” atau nantinya dai yang bersertifikat dari penguasa. Karena itu pengemban dakwah tak perlu sertifikat dari penguasa. Apalagi jika program dai “bersertifikat” tersebut malah mengaburkan esensi dakwah Islam dan menghalangi amar makruf nahi mungkar (termasuk kepada penguasa).

Setiap Muslim pada hakikatnya adalah penyambung tugas Rasulullah Muhammad saw. dalam menyampaikan risalah dakwah. Risalah dakwah yang diemban Rasulullah saw. adalah ciri kemuliaan beliau. Oleh karena itu setiap Muslim yang meneruskan aktivitas mengemban risalah dakwah juga akan memiliki kedudukan yang mulia.

Allah SWT dan Rasul-Nya banyak memberikan dorongan dan pujian yang ditujukan kepada para pengemban dakwah dan penyampai hidayah-Nya. Allah SWT, misalnya, berfirman:
وَمَنْ اَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّنْ دَعَآ اِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَّقَالَ اِنَّنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal salih dan berkata, “Sungguh aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (TQS al-Fushilat [41]: 33).

Imam Hasan al-Bashri memberikan penjelasan terkait ayat di atas, bahwa mereka yang menyeru manusia ke jalan Allah adalah kekasih Allah, wali Allah dan pilihan Allah. Mereka adalah penduduk bumi yang paling dicintai Allah karena dakwah yang mereka serukan. Inilah kemuliaan yang akan diberikan kepada setiap Muslim yang berdakwah. Rasulullah saw. pun bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدَى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يُنْقَصُ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا

“Siapa saja yang menyeru manusia pada hidayah Allah, ia mendapatkan pahala sebesar yang diperoleh oleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun pahala mereka” (HR Muslim)

Kemungkaran yang terjadi di tengah masyarakat akan menimbulkan kerusakan mereka. Penyimpangan dari aturan Islam akan berujung pada kebinasaan sebuah masyarakat. Nabi saw. bersabda:
عن النعمان بن بشير رَضِيِ اللَّهُ عَنْهماُ عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال: <مثل القائم في حدود اللَّه والواقع فيها كمثل قوم استهموا على سفينة فصار بعضهم أعلاها وبعضهم أسفلها، فكان الذين في أسفلها إذا استقوا من الماء مروا على من فوقهم؛ فقالوا: لو أنا خرقنا في نصيبنا خرقاً ولم نؤذ من فوقنا. فإن تركوهم وما أرادوا هلكوا جميعاً، وإن أخذوا على أيديهم نجوا ونجوا جميعاً> رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

Dari An-Nu’man bin Basyir ra dari Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersabda:” Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dengan orang yang melanggarnya seperti suatu kaum yang berada dalam sebuah kapal. Maka sebagian (penumpang) berada di atas dan sebagian yang lain di bawah. Dan penumpang bagian bawah jika akan mengambil air melewati penumpang yang di atas. Dan suatu saat berkata:”Kalau kita lubangi kapal ini(untuk mengambil air), mungkin tidak mengganggu orang yang diatas. Jika mereka membiarkan saja orang yang melubagi kapal, maka semuanya akan hancur, tetapi jika dilarang, maka mereka semua selamat.” (HR Bukhari).

Di sinilah pentingnya dakwah dan amar makruf nahi mungkar. Dengan itu kemungkaran bisa segera dikendalikan sebelum membesar dan menghancurkan masyarakat seluruhnya.

Keengganan melakukan dakwah dan amar makruf nahi mungkar akan menimbulkan malapetaka dan bencana yang tidak terbatas hanya menimpa orang-orang yang berbuat kerusakan dan penyimpangan saja, tetapi juga akan menimpa seluruh masyarakat. Allah SWT berfirman:
وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

“Peliharalah diri kalian dari fitnah (bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah, Allah amat keras siksaan-Nya” (TQS al-Anfal [8]: 25).

Rasulullah Muhammad saw. juga menjelaskan dampak yang terjadi jika dakwah ditinggalkan:
وَالَّذِيْ نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ، وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوْشِكُنَّ اللهُ يَبْعَثُ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ، ثُمَّ تَدْعُوْنَهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ

“Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya. Kalian harus melakukan amar makruf nahi mungkar atau (jika tidak) Allah akan menimpakan azab-Nya atas kalian. Lalu kalian berdoa kepada-Nya, tetapi Dia tidak mengabulkan doa kalian” (HR Ahmad dan at-Tirmidzi).

Hadis tersebut memberikan dua pilihan yaitu: memilih dakwah atau memilih azab dan doa yang tak terkabul. Tak ada pilihan ketiga. Artinya, siapapun yang meninggalkan dakwah akan mendapatkan azab dan doanya tidak terkabul. Dalam riwayat lain dinyatakan bahwa jika dakwah dan amar makruf nahi mungkar ditinggalkan, akan muncul para penguasa jahat dan tidak menyayangi kaum Muslim (HR Al Bazzar dan ath-Thabrani).

Semua akibat buruk di atas sekaligus menjadi qarînah (indikasi) yang menegaskan bahwa dakwah dan amar makruf nahi mungkar adalah wajib. Meninggalkannya merupakan dosa.


Meneladani Dakwah Rasulullah


Di masa permulaan dakwah, Rasulullah SAW menyebarkan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah berdakwah kepada keluarganya terlebih dahulu. Seiring dengan berjalannya waktu, Rasulullah mulai menyebarkan Islam kepada tetangga dan kerabatnya yang lainnya. Dakwah Rasulullah yang sembunyi-sembunyi itu kemudian mulai terbuka ketika Allah menurunkan perintah kepada Rasulullah. Allah mengutus Rasulullah untuk mendakwahkan Islam kepada masyarakat Mekkah secara terang-terangan dan lebih luas lagi.

Apa yang dilakukan Rasulullah dalam dakwah menjadi pedoman untuk kita ikuti, itulah yang menjadi langkah syar’i untuk para pengemban dakwah dalam berdakwah. Rasulullah telah mencontohkan bagaimana tahapan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah.

Pertama, Rasulullah membina para sahabat di Darul Arqam. Pembinaan tentu saja yang paling mendasar adalah akidah karena akidah adalah pondasi yang akan mendasari seseorang dalam berpikir, bersikap. Mereka mau berbuat, berkorban untuk memperjuangkan Islam Kaffah karena keyakinannya yang kuat tentang apa saja yang dikabarkan Allah dan Rasul-Nya. Di samping akidah, perlu juga dibangun tsaqafah Islam dan pentingnya dakwah. karena Islam tidak hanya untuk kebaikan diri sendiri tetapi harus disampaikan pada orang lain.

Kedua, setelah adanya perintah Allah bahwa dakwah itu harus terbuka, sebagaimana firman Allah SWT:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ  
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (QS Al Hijr ayat 94)

Tahapan marhalah selanjutnya adalah berinteraksi dengan masyarakat. Dari para sahabat yang sudah dibina tadi, maka mulailah dilakukan interaksi dengan masyarakat dimana Rasulullah dan para sahabat keluar di Mekkah untuk menyampaikan buruknya praktik-praktik jahiliyah, buruknya adat istiadat mereka dan kemudian memberikan solusi Islam, menyadarkan mereka agar taat, patuh dan kembali kepada Allah. Nah itu yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat dalam tahapan dakwah yang harus diikuti agar terwujud Islam kaffah.

Ketiga, menerima kekuasaan dari umat. Dengan dukungan umat bisa diraih ketika apa yang sudah disampaikan itu menjadi opini pemahaman umat. Khilafah tegak untuk menerapkan hukum-hukum Allah.


Mewujudkan Kesempurnaan Islam




Islam adalah sebuah din yang sempurna. Islam hadir ditengah-tengah umat manusia untuk membawa keselamatan. Islam juga telah memberikan kepada manusia pemecahan yang menyeluruh terhadap semua permasalahan yang sedang maupun akan dihadapi oleh manusia. Allah SWT berfirman:

الْيَ ْومَ أَ ْك َملْ ُت لَكُ ْم ِدينَكُ ْم َوأَتْ َم ْم ُت عَلَيْكُ ْم نِعْ َمتِي َو َر ِضي ُت لَكُمُ ا ْ ِلْ ْس َلَمَ ِدينًا ۚ

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian” (QS Al Maidah ayat 3)

Maka islam hadir kepada kita sebagai agama sempurna yang memiliki pedoman untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada manusia sekaligus memecahkan problematika yang terjadi atasnya. Islam hadir sebagai solusi bagi problematika umat, syariah islam mampu membawa pemecahan permasalahan tersebut. Sehingga ketika islam tegak dimuka bumi ini, akan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Allah SWT berfirman:

َو َما أَ ْرسَلْنَا َك إِ الَّ َر ْح َمةً لِلْعَالَ ِمي َن

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS Al Anbiya ayat 107 )

Allah SWT telah menegaskan bahwa utusan Allah, Rasulullah Saw adalah pembawa risalah untuk membawa atau mewujudkan rahmatan lil ‘alamin. Itu akan terwujud jika dan hanya ketika Islam tegak, risalah atau syariatnya diterapkan di tengah masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan. “Pada saat itulah kerahmatan, kebaikan, kesucian, keadilan, keamanan, ketentraman, semua hal baik yang bisa dibayangkan manusia akan terwujud.

Islam rahmatan lil alamin akan terwujud, tentu saja setelah usaha untuk menegakkan atau mewujudkan risalah Islam itu berhasil. itulah yang ditunjukkan oleh sejarah perjuangan Baginda Rasulullah SAW dan para sahabat bisa menegakkan atau mewujudkan masyarakat Islam pertama di Madinah. “Kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, para tabiin, para tabiut tabiin, para khalifah sesudahnya sampai runtuhnya Khilafah Utsmani tahun 1924. Setelah itu tidak ada lagi kehidupan Islam.

Usaha untuk mewujudkan atau menegakkan risalah islam itu tiada lain adalah dengan berdakwah. Mengemban dakwah adalah aktivitas para nabi dan para rasul serta aktivitas orang-orang yang selalu mengikuti jejak langkah mereka dan senantiasa berjalan di atas manhaj mereka. Karena itu, secara mutlak, mengemban dakwah merupakan aktivitas yang paling utama dan paling mulia. Karena itu pula, mengemban dakwah merupakan kewajiban yang sangat agung, bahkan seluruh kewajiban syariat jelas tidak akan sempurna tanpa adanya aktivitas mengemban dakwah.

Sunday 24 April 2022

Kehormatan Seorang Muslim



وقال إبراهيمُ بنُ شَيْبانَ: (الشَّرفُ في التَّواضُع، والعِزُّ في التَّقوى، والحُرِّيَّةُ في القناعة)

Berkata Ibrahim bin syaiban : "Kehormatan terletak pada ketawaduan, dan kemuliaan terletak pada ketaqwaan, dan kebebasan terletak pada sikap qona'ah"

مفردة:
تواضع : ، وكراهية التَّعظيم، والزِّيادة في الإكرام، وأن يتجنَّب الإنسان المباهاة بما فيه مِن الفضائل، وأن يتحرَّز مِن الإعجاب والكِبْر‌‌

Membenci Pujian , meningkatkan kehormatan, dan menghindari menyombongkan diri tentang kebajikannya, serta menghindari kekaguman dan kesombongan.‌‌

التقوى : صفة في النفس تحمل الإنسان على فعل ما أمر الله والامتناع عما نهى عنه‌‌ (المعاني)

Sifat dalam jiwa yang menyebabkan seseorang melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menahan diri dari apa yang dilarangnya‌‌.

Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah berkata,

لَيْسَ تَقْوَى اللهِ بِصِيَامِ النَّهَارِ ، وَلاَ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، وَالتَّخْلِيْطِ فِيْمَا بَيْنَ ذَلِكَ ، وَلَكِنْ تَقْوَى اللهِ تَرْكُ مَا حَرَّمَ اللهُ ، وَأَدَاءُ مَا افْتَرَضَ اللهُ ،فَمَنْ رُزِقَ بَعْدَ ذَلِكَ خَيْراً ، فَهُوَ خَيْرٌ إِلَى خَيْرٍ

Takwa bukanlah hanya dengan puasa di siang hari atau mendirikan shalat malam, atau melakukan kedua-duanya. Namun takwa adalah meninggalkan yang Allah haramkan dan menunaikan yang Allah wajibkan. Siapa yang setelah itu dianugerahkan kebaikan, maka itu adalah kebaikan pada kebaikan.

القناعة : والقناعة اصطلاحًا: هي الرضا بما أعطى الله. وقال السيوطي القناعة: الرضا بما دون الكفاية والاستغناء بالموجود. وقال المناوي: هي السكون عند عدم ‌‌

Makna qona'ah secara istilah : adalah kepuasan dengan apa yang telah diberikan Allah SWT. Al-Suyuti mengatakan Qona'ah: puas dengan apa yang tidak cukup dan merasa cukup dengan apa yang ada. Al-Manawi berkata: Ini adalah keheningan ketika tidak ada‌‌.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قد أفلح من أسلم، ورُزق كفافًا، وقنعه الله بما آتاه

Sungguh beruntung orang yang berislam, memperoleh kecukupan rezeki dan dianugerahi sifat qana’ah atas segala pemberian” (Hasan. HR. Tirmidzi).

Saturday 5 February 2022

10 Alasan, Mengapa Umat dan Agama Butuh Anak Muda!


Buat anak muda, kalian luar biasa. Diharapkan dan dibutuhkan untuk merancang masa depan yang cemerlang. Islam sebagai masa depan umat harus diwariskan pada generasi yang hebat, kuat, dan siap memimpin dunia dengan agama. Mengapa anak muda? ini alasannya:

1. Karena tertarik pada kemajuan zaman.

Zaman terus berkembang, yang sulit beradaptasi akan tumbang. Hebatnya, anak muda tertarik pada hal baru, berani mencoba walau harus mengambil resiko. Tak heran, inovasi dan kreasi muncul dari ide kaum muda, mereka berkolaborasi menciptakan pola baru membangun negeri. Satu hal yang tidak dimiliki generasi tua adalah merancang perubahan di masa mendatang, dan kekuatan terbesar anak muda ada pada visi perubahan di masa depan.

2. Karena generasi pembelajar.

Belajar tak kenal usia, karena mereka yang bertahan adalah yang terus belajar. Di antara tanda kebodohan adalah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki. Bahkan negeri ini pun masih harus terus belajar. Semakin tua biasanya semakin tinggi akan gengsi, insecure melihat kemampuan diri, habis memikirkan nasib anak cucu nanti.

3. Karena generasi yang paling mudah kolaborasi.

Kini jarak tak lagi menjadi sekat dalam hubungan, siapapun dengan bebas membuka diri menerima segala misi bersama. Usia pun tak lagi senggang, ketika yang tua senang mengajari generasi di bawahnya, dan yang muda semangat menerima pelajaran dari pengalaman. Sepertinya sulit untuk bergerak sendiri, bukan karena tidak mampu mandiri, namun fakta menunjukkan mereka besar karena berkolaborasi.

4. Karena paling melek berita.

Kini zaman tak sulit mencari berita terkini, karena internet menyajikan kita luapan informasi. Anak muda skrng paling update dapat berita, paling cerdas membedakan fakta dan dusta, paling anti dengar hoax di grup tetangga, juga paling waspada di grup WA keluarga.

5. Karena calon pemimpin masa depan.

Masa muda adalah masa penentu kapasitas diri, fisik dan nyali diuji agar kuat menghadapi masalah di masa tua nanti. Dewasa sudah tidak memikirkan diri sendiri, ada banyak orang yang menggantungkan nasibnya ke para pemimpin negeri. Mereka adalah orang2 yg pernah muda, menggapai cita dengan penuh asa, hingga umat percaya pada sosok pemimpin muda.

6. Masa depan di tangan Islam.

Tak perlu mengkhawatirkan masa tua, takutlah saat masa mudamu kosong dari misi perubahan. Tua adalah keniscayaan di masa depan, tapi kebangkitan adalah pilihan. Janji Islam kan kembali memimpin peradaban, bukanlah dongeng yang usang diceritakan. Tapi semua tergantung kita, siapa yang mempersiapkan dia yang akan memetik keberhasilan.

7. Karena mereka generasi melek poliitik.

Apatis bukan soal tidak suka dengan politik, lebih terlihat sudah muak dengan para politisi. Siapa bilang anak muda apatis, buktinya banyak dari mereka yang kritis. Buat program pemberdayaan masyarakat, agar kesadaran masyarakat meningkat. Hidup umat tidak lepas dari aspek politik, isu agama pun dijadikan bahan kepentingan para elit. Hebatnya anak muda yang melawan kepentingan politisi, mulai turun ke jalan hingga maraknya tanda tangan petisi.

8. Karena tajamnya pemikiran kaum muda.

Kritis sudah melekat dalam sifat anak muda, sebab itulah tugasnya hanya bersuara, bukan mengatur negara. Umat akan kuat karena menumbuhkan sikap amar ma’ruf nahy munkar, terus bermuhasabah, tumbuh sifat syaja’ah, terus beramal hingga istiqomah.

9. Karena banyak sejarah baru diukir oleh kaum muda.

Bukan hanya peristiwa sumpah pemuda, atau reformasi ’98, kita belajar dari sosok Sa’ad bin Abi Waqqash, Mushab bin Umair, Asma binti Abu Bakar, Muhammad Al-Fatih, dsb. Jika tanpa tekad kuat dan keteguhan hati anak muda, energi berlebih mereka harus disalurkan untuk mendukung dakwah Islam, sebagaimana para sahabat mendukung penuh dakwah Rasul saw.

10. Karena anak muda itu kuat.

Muslim yang disukai Allah adalah muslim yang kuat. Memang benar, masih muda belum terlampau cerdas, belum berlebih harta, belum dipandang berjasa. Namun mereka yang muda punya energi untuk melahirkan kontribusi. Mereka hanya tidak sadar punya kekuatan, makanya yang dilakukan hanyalah bergerak. Umat Islam mewariskan masa depan pada anak mudanya, mereka harus menjadi generasi yang mau dipimpin dan harus siap memimpin.
Bandung, 5 Februari 2022