Friday 10 November 2017

Pelajaran Penting dalam Kematian



Tadabbur Al Ankabut Ayat 56-57

يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّ أَرۡضِي وَٰسِعَةٞ فَإِيَّٰيَ فَٱعۡبُدُونِ ٥٦ كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ ٥٧ 

56. Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja

57. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan


Asbabun Nuzul

QS Al-‘Ankabut, 29: 56

Ketika kaum muslimin hendak meIaksanakan perintah hijrah ke Madinah, mereka merasa khawatir bila meninggalkan Mekah, mereka akan mendapatkan keadaan yang lebih suIit, seperti kelaparan dan kekurangan harta benda. Maka dari itu, turunlah ayat ini sebagai jaminan dari Allah dan supaya kepada Allah mereka mengabdi. (At Tafsir AI Wajiz 'ala Hamisil Qur'anil 'Azdim, 404)


Khazanah Pengetahuan

Qs. Al 'Ankabut, 29: 57


Pelajaran Penting dalam Kematian


”Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan." (QS Al-‘Ankabut, 29: 57)

Kematian bukanlah "bencana" yang harus dilupakan, melainkan pelajaran penting yang mengajarkan manusia kepada arti hidup yang sebenarnya. Dengan demikian, kematian seharusnya menjadi bahan pemikiran yang mendalam. Seorang muslim akan benar-benar merenungi kenyataan penting ini dengan kesungguhan dan kearifan. Mengapa semua manusia hidup pada masa tertentu dan kemudian mati?

Semua makhluk hidup tidak akan kekal. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak memiliki kekuatan dan tidak mampu menandingi Kekuasaan Allah. Allah-Iah satu-satunya Pemilik kehidupan; semua makhluk hidup dengan kehendak Allah dan akan mati dengan kehendak-Nya pula, seperti dinyatakan dalam Al Qur'an QS. Ar-Rahman, 55: 26-27.

Setiap orang akan mati. Namun, tidak seorang pun dapat memperkirakan di mana dan kapan kematian akan menghampirinya. Tidak seorang pun dapat menjamin ia akan hidup pada saat berikutnya. Karena itu, seorang muslim harus bertindak seolah-olah mereka sebentar lagi akan didatangi kematian. Berpikir tentang kematian akan membantu seseorang meningkatkan keikhlasan dan rasa takut kepada Allah, dan mereka akan selalu menyadari akan apa yang sedang menunggunya, sesuatu yang pasti datangnya, tidak bisa ditunda tidak bisa pula di segerakan. (Harun Yahya. Nilai-Nilai Moral Al-Qur’an, 2004)


Tafsir At Tabari
Allah Swt menegaskan kepada orang-orang mukmin yang menjadi pengikut Nabi Muhammad saw; "Berhijrahiah kalian dari negeri syirik, dari Mekah ke negeri damai Madinah; Karena sesungguhnya Bumi-Ku sangatlah luas terbentang, bersabarlah kalian dalam rangka menyembah-Ku. Ikhlaskanlah kalian daIam taat kepada-Ku karena sesungguhnya kalian akan mati dan kembali kepada-Ku. Sesungguhnya setiap jiwa yang hidup akan merasakan kematian dan hanya kepada Kami lah setelah kematian itu semuanya akan dikembalikan." (Tafsir At-Tabari Jilid XVIII 2001; 435)


Tafsir Ibnu Kasir


lni adalah perintah dari Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya untuk hijrah dari negeri di mana mereka tak bisa melaksanakan agama ke bumi Allah yang luas. Bumi di mana mereka bisa menegakkan agama; mengesakan Allah dan menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Oleh karena itu, Allah Swt. berfirman, Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman Sungguh, Bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku (saja) Karena itu, ketika posisi 'orang-orang yang lemah di Mekah semakin melemah, mereka melakukan hijrah ke negeri Habasyah agar mereka bisa melaksanakan agamanya dengan aman. Mereka mendapatkan orang-orang yang menyambutnya dengan baik di sana, yakni Ashamah An-Najasyi, Raja Habasyah. la menyambut dan memberikan pertolongan kepada mereka. la menjadikan mereka sebagai orang-orang yang istimewa di negerinya. Setelah itu, Rasulullah saw. dan sahabat-sahabat lainnya hijrah ke Madinah Munawwarah, Yatsrib yang suci,

Firman Allah, (Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan) Artinya di mana pun kamu sekalian berada, maut pasti akan menjemput. Maka taatlah kepada Allah Swt., seperti yang diperintahkan oleh-Nya. Hal itu lebih baik bagi kamu sekalian, sebab kematian adalah pasti dan sesuatu yang takvbisa dihindari. Kepada Allah-Iah tempat kembali dan tempat berlabuh. Barang siapa yang taat kepada-Nya. Dia akan membalasnya dengan balasan yang paling baik dan memberinya pahala yang paling sempurna. Sebab itulah Allah Swt. berfirman, (Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai) Artinya Kami akan tempatkan mereka di tempat yang tinggi di surga, di bawahnya sungai mengalir dengan berbagai macam jenis; air, khamar, madu, dan susu. Mereka bisa membentuknya dan mengalirkannya sesuai dengan kehendak mereka.

Firman Allah, (Mereka kekal di dalamnya) adalah mereka tinggal di sana selamanya dan tidak ingin berbuat hal lain. Maksud firman Allah, (ltulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat kebajikan) adalah keindahan kamar-kamar ini merupakan balasan bagi perbuatan orang-orang yang beriman, ((yaitu) orang-orang yang bersabar) atas agama mereka. Mereka hijrah kepada Allah meninggalkan keluarga dan kerabat untuk mencari ridha Allah.

Abu Malik Al-Asy'ari menceritakan, Rasulullah saw. pernah bercerita kepadanya bahwa di surga terdapat kamar-kamar yang bisa dilihat sisi dalamnya dari Iuar dan sisi luarnya dari dalam. Allah menyediakan kamar-kamar itu untuk orang-orang yang dermawan, berkata baik, melaksanakan shalat dan puasa, dan melakukan shalat malam saat orangorang lain tidur. (AI-Misbah AI-Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Kasir, 1999: 831)


Hadis Shahih


Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata. Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit kecuali kematian" (HR Muslim, 4104)

0 comments:

Post a Comment