Monday, 22 January 2018

Neutron Goes To Pare, Memetik Hikmah di balik Program LKMA


Foto bersama di monumen Gumul Kediri

Pare atau yang terkenal dengan sebutan Kampung Inggris, bukan wilayah yang berisi orang-orang inggris namun sebuah kampung yang berisi banyak tempat Kursus Bahasa Inggris. Mulai dari tempat kursus yang tersebar di berbagai tempat hingga banyaknya pelajar Kursus di sana memanfaatkan lingkungan sekitar untuk adaptasi berbicara Bahasa inggris dari dalam kelas ke luar kelas. Berbicara menggunakan Bahasa inggris di sana adalah hal biasa, meskipun tidak semua masyarakat yang tinggal di sekitar sana bisa Bahasa inggris. Alhamdulillah, kemarin saya baru pulang dari Pare selama 2 minggu. Ini adalah pengalaman kali kedua saya ke Pare setelah tahun lalu saya ‘nekat’ asal pergi ke sana dan sangat bergantung pada tempat kursus yang masih menyediakan camp untuk saya. Hehe.. 

Berbeda dengan pelajar Pare lainnya, saya ke sana membawa 160 siswa dari SMPIT Insantama kelas IX bersama 20 pembimbing menuju Pare. Kali ini bukan hanya sekedar belajar Bahasa inggris, mereka sedang melangsungkan agenda besar yakni LKMA. Apa itu LKMA? Singkatan dari Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat Akhir. Program ini adalah rangkaian program dari dua program sebelumnya, yakni Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di kelas VII dan Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Tingkat Menengah (LKMM) di kelas VIII. Hal menarik yang patut dicontoh dari sekolah bermotto “Calon Pemimpin Masa Depan” ini adalah upaya pengembangan karakter anak yang terdidik dan disiplin dan terbentuk dari latihan kepemimpinan yang sudah ada. 

Tidak membutuhkan biaya besar dalam pelaksanaannya, anak-anak sudah diminta menabung sebelumnya untuk acara LKMA. Ada banyak pengalaman, kisah dan hikmah yang bisa dipetik selama 10 hari pembelajaran dan 4 hari perjalanan. Penuh bahagia dan ada sedikit ketegangan, itu hal wajar dalam sebuah latihan kepemimpinan. Mereka beraktivitas penuh tiap harinya, mulai bangun pukul 03.00 hingga waktu tidur pukul 22.00 wit, terdapat lima kelas setiap harinya, sebagian agenda lainnya pergi bersama ke luar, sholat tepat waktu dan tidak lupa evaluasi bersama setiap harinya. Apalagi kepadatan agenda ananda harus ditambah kewajiban mereka ketika berkomunikasi hanya boleh menggunakan Bahasa inggris, lengkap sudah tantangan demi tantangan yang harus mereka jalani hingga akhir.
Speaking Challenges di Coban Rondo

Sedikit banyaknya ilmu Bahasa inggris yang kita serap, namun banyak ilmu lain pula yang mereka dapatkan. Beberapa pelajaran penting itu antara lain:

1. Niat

Niat bukan sekedar tujuan, apalagi metode. Niat adalah sesuatu yang khas dan unik, sebab dia adalah sesuatu yang harus diletakkan di awal tapi akan mempengaruhi hasil akhir. Hasil yang diraih bukanlah sekedar keuntungan materi, tapi lebih dari itu berupa hakikat dijalankannya materi yakni pahala dan dosa. Apakah setiap orang sukses niatnya pasti baik? Belum tentu. Kejahatan yang sukses pun dapat dilakukan oleh orang yang punya niat jahat. Hasil akhir bukan sekedar bernilai di mata manusia tapi bernilai di mata Allah SWT.

Salah satu sabda Rasululllah SAW tentang golongan yang masuk neraka. 


“Yang pertama kali dibakar api neraka pada hari Kiamat adalah tiga golongan: orang alim, mujahid, dan dermawan. Adapun orang alim maka Allah mendatangkan dan menanyainya: ‘Apa yang dahului engkau perbuat di dunia?’ Dia menjawab ‘Aku menuntut ilmu di jalan-Mu, lalu aku sebarkan ilmu itu karena mencari keridhaan-Mu’. maka dikatakan kepadanya: ‘Engkau dusta! sebenarnya engkau mencari ilmu supaya dikatakan sebagai orang alim’. Kemudian diperintahkan malaikat penjaga neraka untuk menyeretnya, maka dilemparkan dia ke dalam neraka…” (HR. Muslim)

Maka niatkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang harus dijalankan dengan ikhlas. Ilmu yang sudah didapatkan harus dimanfaatkan untuk kebaikan umat, kemaslahatan bersama dalam meninggikan agama. Diantara murid yang berleha-leha dalam belajar adalah karena faktor niat yang kurang. Seandainya niat itu ditanamkan bahwa belajar adalah kebutuhan, maka dia pasti akan bersungguh-sungguh. Ingat kata imam syafi’i, barangsiapa yang tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka dia harus sanggup menahan perihnya kebodohan. Hadzal ‘ilm la yunalu illa bi ta’ab wal jihad, ilmu itu tidak akan diraih kecuali dengan berlelah-lelah dan perjuangan.

Niat pun akan mempengaruhi aktivitas seseorang, semakin kuat niat seseorang maka semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu. Membedakan niat yang kuat atau tidak dengan cara melihat kesungguhan seseorang. Ibarat seseorang yang memiliki hutang, kalau dia berniat membayar hutangnya maka suatu saat jika ada uang yang dimiliki orang tersebut akan langsung digunakan untuk membayarnya, tapi terkadang banyak yang menunda-nunda hal tersebut. Kita sering lupa belajar karena merasa ada aktivitas lain yang menumpuk, padahal kalau kita tidak belajar sama dengan menumpuk masalah. Ujian bukan untuk mengukur kepandaian, tapi untuk mengukur kepatuhan pada proses belajar. Maka memperbaiki niat itu penting untuk hasil yang lebih baik. 
Interview SWOT Pare

2. Berfikir besar

Berada di kelas IX adalah masa ananda harus menghadapi Ujian Nasional, hasilnya akan menentukan apakah ananda bisa lulus atau tidak. Bagi kebanyakan siswa bahwa Ujian Nasional adalah tantangan terbesar di bangku sekolah, sebagian ada yang merasa takut, tegang, atau cemas. Berbeda dengan siswa SMPIT Insantama sejak awal masuk Pare mereka ditanamkan satu kata yang membuat mereka berani untuk menghadapi segala tantangan, yakni ‘Allahu Akbar!’. Bagi mereka yang besar hanya Allah, selain itu kecil. Ujian adalah hal kecil, latihan kepemimpinan adalah hal kecil, maka wajar setiap ada kegiatan mereka selalu berani karena mereka yakin bahwa satu-satunya dzat yang maha besar itu tertanam dalam diri mereka. 

Hebatnya siswa siswi SMPIT Insantama sebelum program LKMA mereka sudah diminta untuk menempuh dua tantangan, yakni menuliskan mimpi besar masing-masing dan target sekolah SMA yang akan dimasuki oleh ananda. Bermimpi besarlah sebelum kesempatan bermimpi itu hilang. Bukanlah Allah sudah mentakdirkan kita umat Islam sebagai umat yang besar dengan sebutan umat terbaik? Orang yang besar lahir karena mereka berani untuk bermimpi besar, right? Mimpi itu sudah ananda catatkan sejak masuk SMP, dituliskan dalam kertas dan dikirimkan kepada masing-masing orang tua. 

Tapi ingat, mimpi besar tidak akan bisa tergambar kecuali orang tersebut sudah terbiasa berfikir besar. Terbiasa berfikir besar membuat segala sesuatunya terasa kecil. Ibarat milyuner kalau punya hutang jutaan akan terasa kecil, tapi bagi pedagang omzet jutaan hutang sebanyak itu terasa besar. Terbiasa berfikir besar memudahkan anak-anak menghadapi masalah-masalah besar. Ujian nasional merupakan salah satu masalah bagi ananda, meskipun bukan yang terbesar. Masalah adalah sebuah masalah, respon kitalah yang menentukan akhir dari masalah itu. 
Speech Challenges di Taman Gumul

3. Muhasabah

Ibarat sebuah organisasi selalu mengadakan agenda laporan pertanggungjawaban di akhir periode, hal itu dipraktekkan setiap hari di penghujung malam sebelum tidur. Mereka dituntut wajib berkomunikasi menggunakan Bahasa inggris, jika tidak patuh akan kena punishment berupa denda sejumlah Rp. 500,- dari setiap kata yang diucapkannya. Waw. Pun evaluasi itu kita lakukan tidak hanya seputar Bahasa namun ketertiban, ketepatan, kebersihan, dan keamanan selalu dicek setiap pengumuman selepas sholat berjama’ah. Intinya mereka diminta tanggungjawab atas setiap aktivitasnya. 

Kami sadar akan koreksi bahkan tiap hari pun harus diadakan pengingat akan kesalahan yang diperbuat. Itulah pentingnya muhasabah, saling menghitung atas yang telah diperbuat. Hakikat muhasabah tidak hanya sekedar menghitung, tapi juga memperbaiki kesalahan yang telah lalu dan memperbanyak kebaikan yang akan datang. Umar ra. pernah mengatakan, hisablah dirimu sebelum kalian dihisab, sebab yang akan meringankan saat hari perhitungan tiba adalah saat kamu menghisab dirimu sendiri saat ini. 

Ada sebuah pesan berharga dari Mr. Kalend, pendiri BEC (Basic English Course) pionir kampung inggris Pare saat kami diberikan kesempatan bertemu langsung di tempatnya. Kata beliau, tanggungjawab harus lebih besar daripada penampilan. Mereka yang penampilannya hebat tapi mudah untuk berbuat jahat. Banyak yang penampilannya hebat, tapi tanggungjawabnya lemah. Jangan sampai karena penampilannya yang bagus membuat dia berani obral janji (palsu)nya.

Pendamping Muda

0 comments:

Post a Comment