Friday, 19 January 2018

Menjamurnya Candaan terhadap Agama adalah Buah Penerapan Sistem Sekuler



Oleh: Muhamad Afif Sholahudin (Kadiv. PPSDM BE BKLDK Jawa Barat)

Kasus komedian Stand Up bukanlah kali pertama, ada komedian yang menggunakan agama sebagai bahan lawakan dan sebagai genre underground mereka. Acara komedi Stand Up pun bukan baru kali ini populer di Indonesia. Penggemarnya banyak, bahkan hiburan ini oleh sebagian besar penikmatnya dianggap memuaskan memenuhi penyaluran naluri mereka dalam hidup. Bicara humor dalam budaya dan sistem sekuler saat ini dianggap bagian dari kebebasan berekspresi. Maka bagi komedian terkenal, humor tinggi pasti digemari oleh mereka yang punya selera tinggi. Maksudnya, mereka tidak asal melawak kalau dia tahu apa arti konsekuensi dari lawakannya.

Lalu jika menjadikan agama sebagai bahan komedi apa konsekuensinya? Agama punya posisi tinggi dalam kepercayaan. Lelucon apapun bentuknya pasti nilainya menghibur, tapi ajaran agama apapun aturannya pasti nilainya luhur. Maka menepatkan agama sebagai bahan hiburan adalah kesalahan fatal, kecuali orang tersebut sudah siap konsekuensinya.

Agama Islam turun untuk diamalkan, dijaga, dan disebarluaskan. Syari'at Islam mengatur setiap sendi kehidupan, ada perintah atas ketakwaan dan ada balasan bagi kekufuran. Jika sebegitu seriusnya agama ini, apakah pantas membawanya ke dalam ruang komedi? Padahal banyak tertawa bisa mematikan hati, apalagi lucu berlebihan dengan membawa berita karangan, dusta dan menilai rendah syariat. Parahnya, mereka yang tak sadar saat melecehkan malah beralasan bahwa itu sekedar candaan. Hal ini sudah Allah swt. larang dalam firman-Nya:

"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa." (QS. At-Taubah: 65-66)

Banyak sebab mereka melakukan pelecehan berbentuk lelucon agama, mulai dari ketidakpahaman ilmu agama hingga memang berniat untuk merendahkan agama. Pemikiran seseorang akan mempengaruhi pandangan atas perilaku, misal jika sunnah rasul saja dianggap hal lucu berarti dalam pemahaman dia bahwa sunnnah itu bukan hal yang serius. Bagaimana bisa syariat agama dianggap main-main, sedangkan Allah memerintahkan untuk sebenar-benar takwa? Keduanya sangat bertentangan.

Islam membatasi humor ketika sedang bercanda. Yang paling penting adalah tidak bercanda dalam perkara agama, tidak berdusta dan tidak melecehkan dan merendahkan maupun memfitnah. Rasul pun pernah bercanda, namun tidak berlebihan hingga merendahkan syariat atau mendiskriminasikan antar pemeluk agama. Islam adalah agama yang melahirkan kedamaian bagi seluruh alam.

Pelecehan agama di Indonesia bukan hal baru, khususnya kepada Islam. Kejadian ini terus berulang, tidak lain karena lemahnya penguasa dalam menindak kasus yang sama. Seharusnya kasus agama seperti ini sifatnya lebih sensitif, sayangnya penegakan hukum dalam hal ini lemah. Akibat penerapan sistem sekuler liberalistik dimana hukum berada sepenuhnya di tangan manusia dan hak individu menjadi acuan utama demi menjunjung kebebasan berkreasi. Akibatnya Islam beserta aturannya yg membawa keberkahan terpinggirkan, terasing, dan direndahkan dilawakkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Maka jelaslah ada yg salah dari konsep negeri ini terhadap agama.

Mereka yang membuat olok-olokan terhadap ayat Allah swt. tidak lain menunjukkan kesombongan diri atas ketentuan yang harus dipatuhinya. Konsekuensi itu Allah swt. jelaskan dalam firman-Nya:

"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan". (QS. Al A’raf: 40)

0 comments:

Post a Comment