Pukul 06.10 para peserta disiapkan di lapangan depan sekolah
untuk berangkat ke tempat tujuan. Dengan makan 2 telur dan segelas air madu
membuat para peserta bertambah stamina. Upacara yang diselingi senam pagi
membuat para peserta semakin semangat. Dengan penuh keyakinan dan tidak sabar,
akhirnya para peserta diberangkatkan. Rombongan angkot pun dilepas di lapangan
parkir sekolah oleh kepala sekolah kami tercinta, Pak Uno, yang tidak bisa ikut
karena ada tugas lain yang harus diselesaikan di sekolah.
Perjalanan di mobil memang melelahkan. Tapi ternyata itu
belum seberapa. Kita para peserta diturunkan di Cibatok, Leuwiliang yang
berjarak ±
45 km sebelum Desa Cibitung Kulon. Mulai dari sinilah tantangan fisik dijalani.
Jalan jauh pun harus dilalui dengan sangat terpaksa. Sekitar 3 tempat
pemberhantian sudah dilewati dan akhirnya sampai di lokasi tempat kita akan
melakukan presentasi dengan warga. Di sana kami disambut oleh Pak SekDes Desa
Cibitung Kulon. Kami disambut baik oleh para pengurus desa. Penyambutan pun
selesai dan jalan kaki dilanjutkan sampai tempat kita menginap, yaitu masjid
milik Ustadz Muhyidin yang biasa di sapa ustadz mumuh. Di sana kita sudah
disambut oleh hidangan makanan berupa sayur sop dan kawan-kawannya. Kami
gunakan waktu ini untuk sholat dan istirahat sampai Ustadz Mumuh datang.
Ust. Mumuh datang saatnya kita melanjutkan agenda kita,
keliling Desa Cibitung Kulon. Agenda ini dalam rangka eksplorasi tempat yang
akan kita wawancarai agar nanti ketika bertugas tidak tersesat. Walaupun dalam
keadaan langit gerimis, kami pantang
menyerah untuk menghadapi tantangan. Kami lanjutkan perjalanan dengan sepatu yang
basah dan baju yang berteteskan air hujan. Kepeleset dan jatuh tersungkur kita
terima dengan penuh kesabaran. Dan akhirnya sampailah kami di kantor desa. Di
sana dijelaskan bagaimana keadaan dan kondisi warga desa sekaligus pembagian
kelompok tiap RW. Kemudian dilanjutkan ke masjid tempat kami akan bermalam. Sesampainya
di sana kami langsung mandi dan bersiap-siap untuk menunaikan sholat maghrib
dan isya.
Makan malam pun tiba dan kita sambut dengan tubuh penuh
kedinginan. Walau cuaca dingin yang tidak menentu, tapi hidangan yang
disediakan membuat kami merasa tetap dalam kehangatan. Kemudian kami melanjutkan
dengan kegiatan di alam mimpi masing-masing peserta. Dengan hanya beralaskan
karpet, kami tidur diatasnya dengan nyenyak.
Pagi sekitar pukul 03.30 kami dibangunkan untuk menunaikan
sholat sunnah tahajjud. Berwudhu dengan air dingin bercampur udara yang menusuk
kulit, akhirnya kami melaksanakan sholat subuh. Kemudian kami diberi pembekalan
berupa pemikiran-pemikiran islam yang merujuk kepada syariah dan khilafah oleh
Ust Mumuh. Waktu pun berlalu dan akhirnya kami dikumpulkan di lapangan depan
masjid. Semuanya harus sudah siap dengan pakaian putih abu dan peralatan
wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya. Sebelum berangkat kami diberi
pembekalan dari pak karebet tentang bagaimana adab kita berwawancara yang baik
dan benar ketika di rumah warga. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang yang
disebar di 8 RW di Desa Cibitung Kulon. Setelah itu baru kami dilepas dan
berpencar berdasarkan RW yang sudah ditugaskan.
Para peserta pun berpencar dan memilih-milih mana warga yang
pantas kita wawancarai. Rata-rata Ibu Rumah Tangga, Petani, Buruh Tani, Buruh
Pegawai, Pak RW, Pak RT, Bidan, Polisi, anak-anak, dll. Para warga diwawancarai
dengansopan mengunakan metode Analisis SWOT yang sudah diajarkan Pak Karebet
Sabtu kemarin. Waktu wawancara hanya dibatasi sampai dzuhur tiba. Waktu dzuhur
kita harus sudah balik untuk sholat dan makan, yang kemudian akan dilanjutkan
kembali sampai ashar tiba. Sesampainya di masjid kami disuruh kumpul dan
langsung mendiskusikan hasil wawancara kita terhadap warga. Kemudian hasil
diskusi harus dipresentasikan di depan para peserta lain tentang RW nya
masing-masing. Saking sibuknya sampai-sampai tidak ada peserta yang sudah
mandi. Diskusi hanya dibatasi sampai maghrib. Dilanjutkan dengan sholat dan
makan malam. Kemudian baru dilanjutkan dengan presentasi tiap RW. Setelah semua
RW presentasi hasil analisisnya, kemudian akan disatukan oleh tim formatur menjadi
satu presentasi yang isinya mencakup jawaban-jawaban para peserta tadi. Nanti
kemudian presentasi yang baru dibuat oleh tim formatur itu (para BPH Ikhwan dan
Koordinator Sekbid Ikhwan) akan dipresentasikan ke warga Desa Cibitung Kulon
oleh siswa kami yang biasa berbahasa sunda. Dan akhirnya selesai dibuat sampai
pukul 01.00 malam.
Pukul 04.00 kami dibangunkan untuk bersiap-siap sholat
shubuh. Kemudian kami dibekali tausyiah yang sangat bermakna oleh orang yang
mempunyai semangat besar untuk berdakwah. Ini merupakan tausyiah terakhir
bersama Ustadz Mumuh. Kemudian kami diberikan waktu untuk istirahat sampai waktunya
kita untuk mengambil ikan di kolam sebelah masjid. Siswa dibagi tugas, ada yang
mandi dan menangkap ikan di kolam. Ikan pun tertangkap dan kita terpaksa untuk menangkapnya
karena itu merupakan makan siang kita. Kemudian kami bersiap-siap kumpul di
lapangan untuk bertemu warga di kantor desa.
Perjalanan ke kantor
desa dan di sana ternyata sudah ada warga yang menunggu kedatangan kami.
Setelah itu kami presentasi di depan para peserta dan warga yang ada mengenai
presentasi yang sudah dibuat tim formatur tadi malam. Akhirnya acara berjalan
lancar dan warga pun senang atas analisis yang sudah diberikan oleh kami.
Sebelum pulang kami berpamitan terlebih dahulu kepada para warga yang ada. Kemudian kami berfoto-foto di depan kantor
desa sebagai bukti bahwa kami telah berkunjung ke desa itu dengan tujuan untuk
memecahkan masalah. Selesai berfoto kami diajak pulang dengan jalan yang
berbeda, yaitu melewati sawah dengan pemandangan yang sangat indah.
Sampai di lokasi kami disambut oleh rujak dan es kelapa yang
sangat menggoda. Tapi sebelumnya kami disuruh untuk menjawab beberapa
pertanyaan seputar analisis SWOT dan kesan pesan kami setelah bertugas. Tugas
pun selesai dan langsung menyantap hidangan yang sudah ada. Perut pun sudah kenyang.
Tapi, rintangan masih terus berlanjut. Setelah ini kami sholat dzuhur. Makan
siang pun datang dengan menu utama ikan bakar hasil tangkapan kami. Perut
kenyang hati pun senang. Tapi makan dengan perut kenyang memang kurang nikmat.
Itulah tantangan selanjutnya.
Angkot pun sudah menunggu di depan gang pertigaan. Saatnya
kami membawa barang-barang ke mobil angkutan barang. Semuanya pun
berbondong-bondong membawa barangnya masing-masing. Para peserta pun
bersiap-siap pulang ke asrama kami tercinta. Kami juga turut mendukung para
ulama yang memperingati acara liqo syawal di Yasmin, Bogor. Persis sebelum
berangkat, kami bertemu Ustadz Mumuh yang sepulang dari acara Liqo Syawal ke rumahnya. Akhirnya
kita pamitan sebentar untuk terakhir kami bertemu.Akan selalu teringat sosok Ustadz
Mumuh yang senantiasa memperjuangkan dakwah dan mengisi hidupnya dengan
semangat yang tinggi untuk membela islam dan khilafah.
Perjalanan pulang dilalui dengan penuh suka duka dan
kelelahan. Namun kerinduan terhadap asrama tetap menjadi nomor satu dalam hati
para peserta LKMM 2012.[114]
0 comments:
Post a Comment