Pada tahun 2018 ini, Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Kota Bandung kembali mengadakan survei dengan tema “Kontrol Sosial Mahasiswa di Kota Bandung Terkait Masalah Seks Bebas”. Ketika public expose hasil survei pada 15 April 2018 lalu, program ini mendapatkan banyak dukungan dari berbagai tokoh masyarakat termasuk juga para tokoh intelektual dan dosen, serta lembaga pemerintahan seperti MUI Kota Bandung, Dispora Kota Bandung, Dinkes Kota Bandung.
Survei ini dilakukan terhadap 1053 responden mahasiswa yang tersebar di 16 Kampus di Kota Bandung, mulai dari katergori PTN (Perguruan Tinggi Negeri), PTS (Perguruan Tinggi Swasta), dan PTA (Perguruan Tinggi Agama) dan pengolahannya menggunakan teknik cluster dan area random sampling. Dari hasil survei tersebut diperoleh data bahwa sebanyak 81% Mahasiswa Kota Bandung mengetahui apa itu seks bebas melalui dunia maya. Kita ketahui bersama saat ini dunia maya tidak begitu sehat dalampenyebaran informasi. Hal ini dapat sangat membahayakan jika informasi mengenai reproduksi salah sasaran atau mengarah kepada pornografi. Pernyataan seks bebas dilarang karena perbuatan dosa dinyatakan benar oleh 92% responden. Kondisi pengetahuan ini tidak didukung oleh kontrol sosial mahasiswa, terbukti dengan persentase 66% responden tidak pernah menegur jika mengetahui adanya aktivitas seks bebas di lingkungannya. Bahkan 76% responden tidak melaporkan aktivitas seks bebas kepada pihak yang berwajib (RT/RW,Polisi dan Aparat Keamanan setempat). Kurangnya kontrol sosial akan sangat berdampak pada melambung tingginya angka seks bebas.
Namun, sikap mahasiswa Kota Bandung sebanyak 81% responden setuju pemerintah menetapkan aturan yang tegas agar pergaulan remaja tidak mengarah pada seks bebas. 93% mahasiswa setuju agar dibekali pemahamaan agama supaya terhindar dari aktifitas seks bebas dan 88% responden setuju kampus memfasilitasi pembinaan khusus untuk para mahasiswa agar terhindar dari seks bebas. Adanya perasaan yang sama mengenai sikap mayoritas mahasiswa di Kota Bandung akan melihat seks bebas dalam sudut pandang permasalahan menjadi nilai yang perlu di follow up bagi setiap elemen masyarakat. Tindak lanjut yang perlu diberikan juga harus sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Terbukti dari sikap mahasiswa yang cenderung sangat besar atas tindakan dan harapan agar diberikan pemahaman agama dengan persentase 93%, menandakan mahasiswa saat ini terindikasi kering dengan pemahaman keagamaan.
Mahasiswa dalam penelitian ini dinilai kurang dalam menjalankan aspek kontrol sosial. Hal ini sangat memperihatinkan disaat data perilaku seks bebas melambung tinggi. Padahal Menurut Soerjono Soekanto (2012), kontrol sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Data Komite Perlindungan Anak lndonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan, (Kemenkes) pada Oktober 2013 melakukansurvei yang hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah. Sebenarnya kontrol sosial memiliki fungsi untuk mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma, memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma, mengembangkan rasa malu, mengembangkan rasa takut, dan menciptakan sistem hukum. Selain itu, generasi milenial saat ini na sangat mendengarkan teman sebaya dari pada orang tua. Kontrol atas mahasiswa kepada mahasiswa yang lain begitu penting. Akibat dari kontrol sosial yang tidak berjalan atas seks bebas maka data juga mengungkapkan dari 2011-2016 di Indonesia ada 90.915 orang terkena HIV (Kemenkes RI), Australian Consortium For In Country Indonesian Studies menunjukan hasil penelitian di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia terjadi 43 persen aborsi per 100 kelahiran hidup, dan pembuangan bayi juga meningkat di tahun 2017 per januari terdapat 179 kasus.(IPW)
BKLDK merekomendasikan kepada pihak pemerintah dan kampus berdasarkan harapan dari mahasiswa Kota Bandung agar menetapkan aturan yang tegas agar menjaga pergaulan di Kota Bandung, serta mendukung program-program pembinaan keIslaman di kampus-kampus karena aspek keagamaanlah ,yang menjadi benteng bagi mahasiswa saat ini. BKLDK pun menginisiasi sebuah gerakan yang fokus pada masalah seks bebas di tengah generasi milenial saat ini, yakni Gerakan Anti Pergaulan Bebas. Gerakan ini bertujuan mencetak generasi muda yang memiliki pemahaman Islam yang baik, khususnya mengenait pergaulan generasi muda; membentuk anak muda yang peduli persoalan generasi khususnya persoalan seks bebas; dan mencetak generasi muda teladan dalam berbagai bidang (prestatif akademik, duta Islam, dll). Untuk itu, gerakan anti pergaulan bebas ini akan disosialisasikan melalui komunitas ke komunitas, organisasi, masyarakat dan lingkungan, medi sosial, dan media massa, agar menjdi opini umum di tengah masyarakat.
Berikut hasil survey BKLDK Kota Bandung terkait Kontrol Sosial Mahasiswa Kota Bandung Terhadap Masalah Seks Bebas Tahun 2018
Berikut hasil survey BKLDK Kota Bandung terkait Kontrol Sosial Mahasiswa Kota Bandung Terhadap Masalah Seks Bebas Tahun 2018
0 comments:
Post a Comment