Thursday 7 November 2013

Ketika Wartawan Mengerti LKMA

LKMA sudah diujung tanduk. 3 hari sebelum pelepasan suasana sudah semakin menegangkan. Tinggal hanya dijalankan dan dipastikan bahwa LKMA merupakan solusi terbaik menciptakan pemimpin umat. Hanya ada satu kendala lagi yang masih mengganjal di benak para peserta, media partner. Kami sudah mengambil beberapa pilihan yang kira-kira bisa menjadi media partner untuk LKMA ini. Akhirnya pun kita dapatkan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) sebagai media partner kami.

Kami berangkat langsung ke gedung PWI cabang Kota Bogor. Untuk jadwal pertemuan sudah direncanakan dari sebelum-sebelumnya hanya tinggal menunggu kedatangan kami di tempat. Tepat pukul 14.00 WIB agenda diskusi pun dimulai. Dari 11 orang yang hadir, 4 perwakilan dari PWI dan 7 orang perwakilan dari kami yang terdiri dari 2 pendamping dan 5 siswa. Diskusi ini hanya sekedar memperkenalkan apa itu LKMA dan mengajak PWI sebagai media partner kami.

Kami disambut baik dari pihak PWI hingga akhirnya dimulainya agenda diskusi mengenai LKMA.

“Sekolah kami dilandaskan sekolah calon pemimpin. Jadi di beberapa agenda harian siswa kami memang ada beberapa berbeda dari sekolah lain. Tapi banyak dari aktivitas-aktivitas siswa kami sematkan beberapa aktivitas yang dapat memacu sifat kepemimpinan itu timbul pada diri masing-masing siswa. Itu semua karena kita berlandaskan Sekolah Calon Pemimpin.” Kata Bapak Andi, selaku perwakilan dari Kepala Sekolah SMAIT Insantama.

Dari pihak PWI sendiri mereka sangat kagum melihat sekolah seperti ini. Karena memang jarang-jarang sekolah yang mengedepankan aspek kepemimpinan. Dan mereka pun baru menyadari kalau misalnya hal seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh Negara kita agar Negara kita bisa berubah.

“Sebenarnya tugas kami sebagai seorang wartawan itu hanyalah menyalurkan opini masyarakat. Tapi lain halnya jika kita menyalurkan aspirasi sendiri namanya bukan menyalurkan opini tapi beropini.” Kata salah satu pengurus PWI.

Setelah itu barulah dari pihak siswa menjelaskan apa itu LKMA dan alasan betapa pentingnya LKMA itu dilaksanakan. 

“Seudah tiga kali kita melaksanakan program kepemimpinan di SMAIT Insantama dan LKMA inilah yang terakhir. Mulai dari LDK 1, LDK 2 dan LKMM sudah kami lewati. Hanya tinggal tingkat akhir ini saja yang tinggal kita jalankan.” Kata Addin, selaku Ketua LKMA 2013. 

Dari pihak PWI, mereka sangat kagum melihat program ini karena beberapa alasan menurut mereka program ini HARUS dilaksanakan. Menurut mereka sebenarnya banyak sekali program sekolah jalan-jalan ke luar negri dan itu bersifat tidak bermanfaat. Baru kali ini mereka mendengar program yang dilakukan untuk studi komparasi kepemimpinan di dua Negara. Tujuannya pun tidak main-main melainkan untuk belajar dan menerapkan kepemimpinan sebagai lulusan sekolah yang berslogan “Sekolah Calon Pemimpin” ini.

“Saya salut dengan sekolah ini karena menurut saya sekolah ini nanggung. Mengapa tidak sekalian dibuat universitas yang bisa menjadi tingkat lanjutan dari SMAnya. Dan sekali lagi sekolah ini sebenarnya nanggung.” Kata Bapak Pengurus PWI Bidang Organisasi.

Banyak lagi kemudian yang diceritakan oleh Bapak Karebet mengenai perjuangan berdirinya sekolah Insantama dan bagaimana bisa meraih banyak penghargaan pemenang padahal statusnya masih sekolah baru. Ajang internasional sudah pernah diikutkan dan menjadi perwakilan Indonesia. Lalu banyak lomba tingkat jabodetabek yang dimenangkan oleh siswa siswinya. 

Oleh karena itu tidak heran jika dari pihak PWI sendiri mengira anak-anak dari SMAIT Insantama selalu mempunya mimpi tinggi. Seperti ingin terbang ke Malaysia dan Singapura dengan mencari uang sendiri atau found rising. Kemudian cita-cita adik kelasnya yang ingin terbang ke Australia dan dilanjutkan angkatan berikutnya ke Jepang. Dan yang terakhir yaitu lulus menjadi seseorang yang dapat mengubah umat dari kondisi sekarang ini. 

“Baiklah, mungkin yang kita harapkan dari kami satu tapi yang kita dapatkan malah lima. Sungguh pertemuan yang sangat kami harapkan sejak dulu. Semoga kerjasama PWI dan Insantama semakin baik untuk kedepannya.” Kata Bapak Karebet sebagai penutup diskusi kami dengan pihak PWI.

Nah, ternyata memang benar rezeki itu datangnya tidak disangka-sangka. Awalnya kami hanya ingin menampilkan reportase kami di PWI malah ditambah kerjasama yang baik untuk di banyak bidang. Itu semua karena keinginan PWI yang kuat untuk menyalurkan opini kami yang mereka anggap itu penting diketahui oleh banyak orang. Dan semakin lama maka insya Allah insantama akan semakin banyak dikenal orang. Dan sekali lagi, perjuangan kami tidak hanya sampai di sini. Sampai kondisi umat belum berubah maka kami tidak akan pernah berhenti bertindak. [114]

Friday 26 July 2013

Temu Tokoh dan Ulama Kabupaten Bogor dalam Rangka Diskusi Mengenai Penolakan Miss World 2013 dan Buka Bersama

Sudah 15 menit saya menunggu acara “Temu Tokoh dan Ulama Kabupaten Bogor Dalam Rangka Diskusi Mengenai Penolakan Miss World 2013 dan Buka Bersama” dimulai namun baru setengah tokoh dan ulama yang hadir di tempat. Karena acara ini urgent untuk dihadiri oleh para tokoh dan ulama akhirnya panitia berencana untuk menunggu sampai semua datang di tempat. Tepat acara dimulai pada pukul 17.00 WIB hari Rabu, 24 Juli 2013 di Rumah Makan Bambu Haur Sentul, Bogor.

Thursday 25 July 2013

7 Alasan Menolak Miss World 2013 Di Indonesia

alasan menolak miss world 2013

Beredarnya berita mengenai diadakannya acara Miss World di Bogor membuat para warga menolak untuk mengadakan acara tersebut. Bahkan warga Sentul sendiripun menolak untuk mengadakan acara maksiat di daerahnya ia tinggal. Sudah banyak yang menolak bahkan membuat ancaman kepada Pak Bupati kalau misalnya acara itu diadakan.

Semua ormas islam telah setuju untuk menolaknya. Namun tetap saja acara ini masih dipertahankan, walaupun katanya Pak Bupatinya sediripun tidak tahu menahu kapan dia mengizinkan acara tersebut. akhirnya terjadilah lempar melempar masalah. Semuanya pada mengaku tidak tahu menahu mengenai penyelenggaraan acara ini.

Monday 1 July 2013

BLSM, Bantuan atau Jebakan?


Sejak diberitahukannya ada Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sebagai obat atas diberlakukannya kenaikan BBM ini ternyata mengundang banyak kontroversi baik di kalangan rakyat maupun pejabat. Uang yang diberikan kepada rakyat miskin sebesar Rp. 150 ribu/bulan selama 4 bulan ini tidak menimbulkan banyak perubahan.

Banyak yang menganggap bantuan ini tidak berguna banyak karena ditimbang dari perbandingan kebutuhan hidupnya. Bantuan yang hanya diberikan kepada rakyat mikin ini nyatanya tidak sesuai yang direncanakan. Banyak orang kelas ekonomi atas yang mengikuti program ini. Seperti orang yang memiliki telepon pintar yang sudah tergolong kelas ekonomi atas. Lantas kemanakah hak-hak yang pemerintah janjikan tersebut?

Sunday 17 February 2013

Berburu Pengetahuan di IBF Bogor 2013


Pameran buku Islamic Book Fair 2013 telah menarik perhatian beberapa warga di wilayah bogor, khususnya di dekat daerah Masjid Raya Bogor. Setelah diadakannya IBF 2013 ini sejak tanggal 11 Februari lalu sampai dengan hari terakhir ini akhirnya pelanggan dapat merasakan diskon yang besar-besaran.

Awalnya pameran buku ini dimaksudkan agar tetap menjaga tradisi pengetahuan umat islam akan ilmu-ilmu islam yang terus maju sampai sekarang. Beberapa kegiatanpun ditambahkan agar dapat menarik perhatian orang-orang tentang pameran buku ini. Diantaranya Talk Show bersama narasumber yang terkenal. Salah satunya adalah Ust. Felix Siaw. Siapa coba yang belum kenal dengan beliau? Beliau adalah salah satu muallaf yang akhir-akhir ini telah memberikan banyak semangat kepada para pejuang kaum muslimin. Sekaligus peluncuran buku terbarunya (16/2/2013). Selesai di penghujung acara barulah para pengunjung melanjutkan shopping bukunya.

Sunday 6 January 2013

Jebakan Tahun Baru

Tahun 2013 telah datang dan apakah kita harus menyambutnya? Lebih baik kita perhatikan dulu semua sebab akibat dari kegiatan yang kurang penting ini.

Orang memandang ini kagiatan yang sangat penting karena kegiatan seperti ini hanya ada 1 tahun sekali. Saking menghargainya akhirnya orang-orang merayakannya dengan meriah. Sampai-sampai beli kembang api dan trompet buat tambah meriah padahal ngabisin duit. Ditambah lagi konser musik yang mengundang setan untuk ikut nimbrung ke sana. Tapi kenapa masih tidak sadar juga sih?

Untuk beli barang-barang kayak gitu mendingan dibeliin makanan yang pastinya dapet manfaat. Kalo buat dibeliin kembang api itu hanya bersifat sementara. Alasannya apa? Padahal kalo ingin lihat kembang api ya lihat aja kali pasti ada juga yang beli. Ingin nyalain kembang api? Nah, ini yang jadi masalah. Dalam islam tidak ada tradisi nyalain kembang api dan itu merupakan budaya non muslim. Tau sendiri kan hukumnya gimana?

Kemudian sampai diadakannya konser musik tempat para syetan berkumpul. Padahal kalau mau denger musik tinggal denger lewat laptop. Mau lihat mukanya tinggal search di mas google. Mau ketemu langsung? Ngapain... mending juga ngaji ikut pengajian yang diselenggarakan pada malam tahun baru. Emang ada? Ada. Ada habib yang mengadakan pengajian ceramah di monas. Sebenarnya itu boleh gak sih... kalau suatu pekerjaan itu tergantung niat yang sudah kita niatkan. Kalau pengejian itu untuk melawan para konser musik yang ada itu berarti berbiat baik. Tapi kalau supaya ngerayain tahun baru tapi dengan cara yang berbeda itu gak boleh. Lagian ngapain ceramah jam 11.00 malam.

Selesai konser yang stress siapa coba? Ya petugas kebersihan lah. Kasihan dia harus membersihkan tempat koser dari banyak sampah yang berserakan di jalan-jalan. Kenapa pas konser gak banjir aja coba, kan jakarta bakalan tenang.

Masih ingat tentang tsunami di aceh? Setelah terjadi tsunami di aceh sekali-kalinya itu tahun baruan yang paling sepi soalnya takut terjadi susulan sekaligus orang-orang masih pada gotong royong menyelamatkan korban tsunami. Dan bisa dibayangkan pula tahun baruan di GAZA bagaimana rasanya.

Memang sungguh aneh kalau kita tidak tahu bahwa tahun baruan itu memang menjebak kita. Sengaja membuat kita mengikutinya padahal itu merupakan kegiatan yang sia-sia. Rasul pernah mengingatkan kepada kita bahwa tingalkanlah perbuatan yang sia-sia maka kamu akan mendapatkan pahala. Saya mendengar berita bahwa ada seorang perempuan yang pingsan saat berdesak-desakan dengan penonton lain yang sedang menyaksikan konser. Kemudian ada banyak lagi orang yang kehilangan alat-alat elektroniknya gara-gara kurang dijaga, yang dijaga malahan kembang apinya. Jadi sebenarnya tahun baruan itu RUGI dan DOSA karena mengikuti ajaran non islam.

Bagi yang ingin menambah gagasan mengenai jebakan tahun baru silahkan tambah pengalaman anda dengan menulis komentar di bawah posting ini. Semoga dapat menambah pengetahuan para pembaca ya...